Senin, 07 Oktober 2013

Hujan sore kemarin dan tadi malam

masih di pagi yang sama, 7 Oktober 2013.ini tulisan kedua ku pagi ini. aku takut kecolongan pikiran kali ini, makanya langsung kutuangkan.

kemarin sore memang tidak hujan kawan, tapi terjadi hujan pada hati, hati beberapa orang dan tidak menutup kemungkinan di hatiku. Hujan rintik kecil yang cukup membuat genangan jika tersumbat, bahkan mungkin bisa menjadi air bah. Untungnya regulasinya berjalan dan teratasi secara baik *ini bagiku. tidak bagi yang lain -mungkin-.. aku mungkin menjadi orang yang sok tahu keadaan, sok paham kondisi setiap orang disana, tapi terus terang itu karena mata ini melihat dan telinga ini mendengar. jika hidupku hanya untuk diriku sendiri mungkin aku tidak akan peduli dengan orang lain. tapi sungguh, aku bukan sampah, bukan orang yang tidak peduli dengan orang lain ( "orang yang tidak mematuhi peraturan adalah sampah, tapi orang yang tidak peduli dengan orang lain lebih rendah dari sampah" - Hatake Kakashi-). atau mungkin aku salah mengartikan kondisi selama ini. bisa jadi. tapi terlalu bodoh rasanya..aku tidak sedikit pun meminta untuk dimengerti oleh orang lain, cukup aku yang mencoba mengerti kalian. walaupun itu mencoba, karena aku tidak ingin menjadi orang yang egois. bertemu kalian orang-orang yang mengispirasi, orang-orang yang dari kalian aku mengetahui banyak pribadi. orang-orang yang saing peduli, orang-orang yang tidak ingin tinggal diam dengan masalah yang ada :) kalian luar biasaaa..

apa hubungannya dengan hujan tadi malam??

tadi malam hujan, bisa jadi ini mewakili perasaan seseorang. bisa jadi juga mewakili perasaanku. aku tidak pernah sepakat ketika ada kata ' jangan pakai perasaan', logika dan hati itu berjalan bersamaan, logika dituntun perasaan, perasaan yang bisa menumbuhkan kepekaan, menumbuhkan keingin tahuan, menumbuhkan kepedulian. kalau kata seseorang ' perasaan adalah yang paling jujur' *bisajadi.  hanya saja yang namanya perasaan itu perlu dan wajib dikontrol, sehingga tidak terhanyut suasana. - apa hubungannya dengan hujan yaaa??-  sudahlah, intinya hujan sudah membasuh kita. bukankah ini nikmat yang luar biasa? hujan  menghapus debu-debu yang melekat. hujan meluruhkan kekerasan. itu yang membuatku menyukai hujan.

 rahmat-Nya tak pernah putus. 

celoteh si penulis amatir.
7 Oktober 13



Tidak ada komentar:

Posting Komentar